![]() | |
dermawan |
"Kita telah memanggil saksi-saksi dari pihak pelapor dan terlapor. Kita tengah lakukan penyelidikan tentang perkara ini, apakah nanti mengarah ke tindak pidana atau tidak belum kita pastikan, dan saat ini masih dalam proses," ujar Kapolsek Gedongtataan Kompol Dencik, Kamis 13 Agustus 2015.
Pihaknya akan melakukan gelar perkara untuk kasus pencopotan spanduk tersebut. "Besok kita gelar perkara namun untuk laporan dari pihak protokol bupati tentang pelemparan Randis, sudah sampai tahap pemeriksaan," ungkapnya.
Insiden pencabutan spanduk bertuliskan "APBD Pesawaran banyak dikorupsi, tidak perlu di lanjutkan" yang terjadi di Desa Pampangan Kecamatan Gedong Tataan pada Selasa 4 Agustus lalu diketahui berbuntut panjang. Tokoh pemekaran Pesawaran Mualim Taher pemilik spanduk, telah melaporkan Kasat Pol PP Jhondrawadi ke pihak kepolisian Gedongtataan atas dasar pencurian spanduk yang dilakukan oleh 60 anggotanya.
"Saya melaporkannya atas dasar pencurian dan kriminalitas, karena tidak ada izin dari saya untuk melepasnya. Spanduk itu kan milik saya, kalau dia ngambil tanpa izin saya, berarti kan dia pencuri," tegasnya.
Menurutnya, banyak saksi mata atas pencabutan spanduk tersebut, dan mereka telah memberikan kesaksiannya ke pihak kepolisian. "Hari Selasa kemarin (11 Agustus), para saksi sudah memberikan keterangan sekarang kita lagi nunggu tindak lanjut dari Polsek Gedongtataan," ungkapnya.
Diketahui, setelah turut dalam rombongan saat pencopotan spanduk tersebut, Randis Kabag Protokol Githo dilempar orang tak dikenal. Berdasar data yang berhasil dihimpun, kejadian bermula, dari pencopotan spanduk yang terpasang di depan rumah tokoh Desa Pampangan, Gedongtataan Mualim Taher oleh satuan Pol PP setempat. Pencopotan banner yang bertuliskan “APBD Kabupaten Pesawaran banyak dikorupsi ! Tidak perlu dilanjutkan”, diduga pencopotan itu menimbulkan ketidaksukaan warga.
Atas kejadian itu, baik pihak protokol Bupati Pesawaran, maupun Mualim Taher saling melaporkan peristiwa tersebut. Terpisah, saat dihubungi Kasat Pol PP Jhondrawadi menampik adanya cerita bahwa ada belasan Satpol PP yang mengepung kediaman Mualim Taher. "Kalau mendatangi iya, tapi membawa belasan anggota kayaknya tidak, karena saya kesana dengan sopir saya dan empat anggota saya, namanya informasi ya boleh-boleh saja," sanggahnya. (team) Sumber : Saibumi.com
0 comments:
Post a Comment